Kamis, 06 Mei 2010

Muslim Portugal Membina Toleransi

Portugal merupakan negara sekuler. Seperti halnya di banyak negara Eropa, mereka memisahkan secara tegas aspek keagamaan dengan pemerintahan. Meski begitu, negara tetap memberikan perhatian terhadap kehidupan agama dan hubungan antarumat beragama.

Ada dua aturan pokok yang berlaku: Pertama, perjanjian khusus ( concordata ) tahun 1940 dengan Keuskupan Roma. Hal itu terkait mayoritas penduduk (84,5 persen) menganut agama Katolik Roma.

Kedua, undang-undang kebebasan beragama. Diterbitkan sejak 2001, peraturan itu bertujuan memberikan pengakuan serta hak-hak umat agama lain yang selama ini tinggal di Portugal.

Maklum saja, sebagai negara kolonial pada masa lampau, Portugal memiliki kedekatan dengan negara-negara eks jajahannya. Banyak penduduk negara jajahan yang bermigrasi ke Portugal, tentu dengan membawa serta tradisi, identitas, maupun agama yang mereka anut.

Portugal pun menjelma menjadi negara multietnis dan multiagama. Terdapat komunitas warga Afrika, Amerika Latin, hingga Asia di sana. Pun halnya dengan agama, ada pemeluk Hindu, Buddha, Sikh, Yahudi, serta Islam.

Jumlah umat Muslim diperkirakan mencapai 30 ribu jiwa. Mereka berasal dari berbagai etnis, terutama dari Mozambik, Kenya, Makao, Pulau Goa di India, bagian timur Indonesia, dan keturunan orang-orang Muslim India.

Tak ketinggalan kaum Muslimin yang datang dari Afrika Barat dan Timur Tengah, seperti Mesir, Maroko, dan Aljazair. Ada pula para mualaf Portugal walaupun jumlahnya tidak terlampau banyak.

Kedatangan imigran Muslim ke Portugal mulai berlangsung selepas Perang Dunia II. Momen penting terjadi pada 1968, yakni untuk pertama kalinya didirikan sebuah lembaga Islam di Lisabon bernama al-Jamaah al-Islamiyyah lilisybunah.

Melalui lembaga ini, berbagai aktivitas keagamaan umat dapat dikoordinasikan sehingga lebih terarah. Selain itu, lembaga tersebut juga menjadi bukti eksistensi umat semakin diakui.

Seiring makin meningkatnya arus imigran Muslim ke negara ini di era tahun 70-an, pemerintah bersedia memberikan sebidang tanah di ibu kota Lisabon untuk dimanfaatkan membangun masjid dan Islamic Center.

Butuh waktu untuk menyelesaikan pembangunan masjid yang cukup besar dan representatif. Hingga pada 29 Maret 1985, harapan umat Muslim Portugal untuk memiliki masjid raya terwujud.

Peresmian Masjid Agung Lisabon kala itu dihadiri oleh presiden Portugal, perdana menteri, pejabat sipil, dan militer serta diplomat dari negara-negara Islam. Masjid ini dibangun atas bantuan dari sejumlah negara Islam, antara lain Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Libya, Pakistan, Lebanon, Oman, Mesir, Yordania, dan Iran.

Umat berharap, keberadaan masjid itu akan mempererat hubungan antaragama di Portugal. Dengan demikian, toleransi umat beragama bisa lebih ditingkatkan di masa mendatang.

Periode tahun 80 sampai 90-an bisa dikatakan menjadi masa-masa penuh harmoni dalam kehidupan masyarakat di Portugal. Umat Islam dan umat agama lain bisa melaksanakan peribadatan dengan leluasa.

Masjid, mushala, dan sekolah Islam pun banyak didirikan. Portugal lantas memiliki dua masjid jami dan 17 mushala, sebagian besar terletak di Lisabon, Coimbra, Filado, Evoradi, dan Porto.

Sekolah Dar al-Ulum al-Islamiyyah melengkapi sarana pendidikan di Lisabon. Sekolah ini setingkat dengan sekolah menengah pertama dan menengah atas.

Di samping itu, sejumlah masjid dan mushala turut membuka kelas halaqah tahfiz Alquran al-Karim, bahasa Arab, dan ilmu-ilmu Islam. Kaum Muslim juga menerbitkan sejumlah jurnal berbahasa Portugal dan berbahasa Arab seperti majalah Islam.

Pada milenium baru, kondisinya berubah 180 derajat. Peristiwa 11 September 2001 di Amerika Serikat (AS), berimbas terhadap umat Islam di seluruh dunia, tak terkecuali di Portugal.

Harmonisasi terusik. Hal itu bukan disebabkan pembatasan-pembatasan dari pemerintah, melainkan dari sikap sebagian warga setempat yang mengaitkan Islam dengan kekerasan.

Sebuah kolom dalam surat kabar The Public agaknya bisa mewakili suasana Islamofobia yang sedang melanda. Tulisan Dr Miguel Sousa Tavares, cendekiawan setempat, misalnya, memuat judul yang dinilai provokatif; Islam, Terror and Lies.

Islam yang sebenarnya
Tokoh lainnya tak jarang mengeluarkan pernyataan yang mengarah pada intoleransi. Awal tahun 2009, seorang pemimpin agama di Lisabon sempat memicu kontroversi baru atas komentarnya terkait perkawinan antara Muslim dan non-Muslim.

Dia menyarankan agar wanita non-Muslim berpikir dua kali sebelum menikah dengan pria Muslim. ''Anda hanya dapat berdialog dengan orang yang bersedia berdialog. Dengan umat Muslim, dialog sulit dilakukan,'' kata pemimpin agama ini.

Sejumlah kelompok hak asasi manusia memberikan kecaman. Mereka menilai pernyataan itu tidak sejalan dengan semangat toleransi antarumat beragama yang sedang terus dibina.

Demikian halnya, umat Islam mengaku terkejut dengan komentar itu. Namun, umat tidak lantas bereaksi berlebihan. Mereka justru memilih menanggapi tudingan, stigma, dan kekhawatiran seperti itu tanpa emosi.

Menggiatkan dialog lebih diutamakan. Forum intelektualitas tersebut akan sangat berperan dalam upaya memberikan penjelasan tentang nilai-nilai maupun ajaran Islam yang sebenarnya.

Salah satunya seperti dilakukan majalah Al Furqan. Lewat tulisan Mohammed Youssuf Adamqy, pimpinan Al Furqan, misalnya, mereka menjadikannya surat terbuka untuk menjawab artikel The Public tadi.

Menurut Mohammed Youssuf, peristiwa pengeboman yang terjadi, haruslah dilihat secara orang per orang, dan jangan langsung digeneralisasi bahwa Islam adalah agama teror. Sebaliknya, dia mengungkapkan bahwa inti ajaran Islam justru menekankan cinta kasih.

Dan, Muslim Portugal kini terus berjuang guna menepis citra negatif Islam. Pesan-pesan penuh kedamaian serta yang menjauhkan agama dari tindakan teror, bisa ditemui di masjid-masjid dan Islamic Center di Portugal.

Islam Pernah 'Menguasai' Portugal

Bila ditarik lebih ke belakang, Islam dan Portugal sebenarnya memiliki sejarah yang panjang. Dan, sejarah itu berkaitan erat dengan penguasaan kaum Muslimin di Andalusia antara abad 7 dan 8 M.

Situs wikipedia menyebutkan, tentara Islam pernah menaklukkan Portugal di bawah pimpinan panglima Musa bin Nashir. Kaum Muslim kemudian menyebut wilayah itu al Garb al Andalus (Andalusia Barat).

Penguasaan ini diteruskan oleh Abdul Aziz, putra Musa bin Nashir. Di bawah kendalinya, tentara Islam secara bertahap menaklukkan kawasan yang lebih luas sehingga Portugal takluk.

Menurut situs historymedren, wilayah itu lantas dibagi dua oleh tentara Islam, yakni yang berada di sepanjang Sungai Duoro dan Sungai Tagus. Kawasan di Sungai Duoro beriklim dingin serta sulit membuka lahan perkebunan, dan ini tidak disukai kaum Muslim.

Ini berbeda dengan wilayah Sungai Targus yang suhunya lebih hangat serta tanahnya subur. Kaum Muslim kemudian mengonsentrasikan keberadaan mereka di sini dan selanjutnya 'menghidupkan' kota-kota yang ada.

Sebagian penduduk setempat pun beralih ke agama Islam. Dan, oleh pemerintah kekhalifahan, beberapa tokoh masyarakat (yang menjadi mualaf) diangkat menduduki jabatan di tingkat lokal.

Meski demikian, kaum Muslimin tetap memberikan kebebasan bagi penduduk yang beragama non-Muslim. Orang-orang Yahudi tidak diusik, bahkan diberikan peranan penting pada sektor perdagangan dan ekonomi.

Berangsur, wilayah al Garb al Andalus tumbuh dengan pesat di berbagai bidang. Sekolah-sekolah yang mempelajari ilmu pengetahuan umum dan agama banyak didirikan, ladang pertanian memberikan panen memuaskan, irigasi dibangun di banyak tempat dan sebagainya.

Pendek kata, kemakmuran tercipta. Tak hanya itu, umat Islam juga mengenalkan seni arsitektur dan kaligrafi yang bernilai tinggi, dan hal tersebut diterapkan pada sejumlah bangunan.

Bahasa Arab digunakan dalam komunikasi sehari-hari, baik di kota maupun di desa. Sejarawan termuka, Al Idrisi, mengisahkan, ketika itu penduduk Kota Selpa yang non-Muslim sekalipun, berbicara dengan bahasa Arab.

''Pengaruh itu masih bisa dirasakan hingga kini, di mana terdapat sekitar 600 kosakata Arab yang diadopsi ke dalam bahasa Portugis,'' urai situs historymedren .

Selama 250 tahun situasi kondusif berlangsung. Sampai memasuki paruh abad ke-11, para penguasa lokal yang merasa sejahtera, tidak lagi setia kepada kekhalifahan. Mereka membentuk raja-raja kecil, seperti di Badajoz, Merida, Lisbon, dan Evora.

Perpecahan terjadi. Situasi tersebut membuka peluang bagi kaum Visigoth Kristen yang selama ini hidup di kawasan pegunungan untuk berkonsolidasi. Mereka lantas melakukan ofensif dan berlanjut hingga lepasnya kekuasaan Islam di Andalusia. Read More..

Lupakan Baju Hitam, Jika Tak Ingin Kepanasan

BANJARMASIN--Badan Meteorologi dan Geofisika Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) mengingatkan agar warga menghindari baju warna hitam saat berada di luar ruangan dalam beberapa hari kedepan karena warna hitam menyerap cahaya.

Hal itu disampaikan Prakirawan BMG Doni Widyasmoro di Banjarmasin Selasa, menanggapi tentang panas yang cukup menyengat di Kota Banjarmasin khususnya dan di Kalsel umumnya yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Menurut dia, saat ini cuaca panas di kota Banjarmasin bersuhu mencapai antara 33-34 derajat selcius dengan batas minimal 24 derajat selcius, atau lebih panas dibanding batas normal panas pada musim penghujan yang biasanya hanya sampai 32 derajat derajat selcius.

Biasanya, kata dia, pada musim kemarau suhu udara Kalsel mencapai 35 derajat selcius namun batas minimalnya kurang dari 24 derajat selcius.

"Kalau sekarang batas maksimal maupun minimalnya cukup tinggi, makanya panasnya terasa pengab dan menyengat, karena kelembaban udaranya juga cukup tinggi," katanya.

Karena panas yang cukup menyengat tersebut, kata dia, sebaiknya masyarakat menghindari baju warna hitam dan mengurangi aktifitas di luar ruangan.

Cuaca yang cukup panas tersebut, kata dia, terjadi karena faktor peralihan angin pada musim pancaroba yaitu peralihan musim penghujan ke musim kemarau yang diperkirakan sekitar bulan Juli hingga Agustus.

Pada saat perubahan cuaca tersebut, kata dia, biasanya warga mudah terkena berbagai penyakit bila daya tahan tubuh tidak dijaga secara benar.

Sementara tentang kemungkinan terjadinya angin puting beliung, menurut Doni masih mungkin terjadi namun intensitasnya tidak terlalu tinggi seperti bulan-bulan sebelumnya.

Menurut Doni pada Mei 2010 ini wilayah Kalsel bagian Selatan seperti Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru sedang mengalami puncak musim penghujan yang kedua, sehingga warga harus tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir.

Dalam beberapa hari terakhir, cuaca di kota Banjarmasin cukup panas menyengat dibanding beberapa hari sebelumnya yang terus diguyur hujan. Read More..

Inilah Resep Islam Menjauhi Sikap Malas

"Seandainya..." Kata ini begitu akrab dalam kehidupan sehari-hari. Disadari atau tidak, sebagian besar orang boleh jadi biasa mengucapkannya, "Seandainya aku melakukan begini, tentunya begini dan begini, tidak begini..."

Nabi Muhammad SAW sangat tak menyukai umatnya mengumbar kata-kata 'seandainya'. Bahkan, dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya, kalimat lau (seandainya) membawa kepada perbuatan setan."

Syekh Shaleh Ahmad asy-Syaami, menjelaskan, kata 'seandainya' tidak membawa manfaat sama sekali. Menurutnya, meskipun seseorang mengucapkan ungkapan itu, ia tidak akan mampu mengembalikan apa yang telah berlalu, dan menggagalkan kekeliruan yang telah terjadi. Dalam bukunya bertajuk Berakhlak dan Beradab Mulia, Syekh asy Syaami mewanti-wanti bahwa ungkapan 'seandainya' bisa berkonotasi sebagai angan-angan semu, dan sesuatu yang tidak mungkin terjadi.

"Sikap seperti ini adalah sikap yang lemah dan malas," ujarnya. Bahkan, kata dia, Allah SWT pun membenci sikap lemah, tidak mampu, dan malas. Dalam hadis dinyatakan, "Allah SWT mencela sikap lemah, tidak bersungguh-sungguh, tetapi kamu harus memiliki sikap cerdas dan cekatan, namun jika kamu tetap terkalahkan oleh suatu perkara, maka kamu berucap 'cukuplah Allah menjadi penolongku, dan Allah sebaik-baik pelindung." (HR Abu Dawud).

Sikap tangkas dan cerdas yang di maksud, tutur dia, melakukan usaha dan tindakan-tindakan yang bisa membawa pada keberhasilan meraih sesuatu yang bermanfaat, baik di dunia maupun akhirat. Ini, sambung Syekh asy-Syaami, merupakan bentuk aplikasi terhadap hukum kausalitas yang telah Allah tetapkan.

Keutaman dari sikap tangkas dan cerdas yakni bisa menjadi pembuka amal kebaikan. Sebaliknya, sikap lemah dan malas, seperti telah di ingatkan Rasulullah SAW, hanya akan mendekatkan diri kepada setan. "Sebab, jika seseorang tidak mam pu atau malas melakukan se sua tu yang bermanfaat baginya dan ma syarakat sekitar, maka ia akan selalu menjadi seseorang yang kerap berangan-angan," paparnya.

Perbuatan dan sikap semacam itu, selain kontraproduktif serta tidak akan membawa pada keberhasilan, juga sama saja dengan membuka amal perbuatan setan karena pintu amal setan tidak lain adalah sikap malas dan lemah. Merekalah, tegas as-Syaami, adalah orang yang paling merugi.

Mengapa dikatakan orang yang paling merugi? Sebab, sifat malas dan lemah merupakan kunci segala bencana. Seperti, perbuatan maksiat sudah pasti terjadi karena lemahnya keimanan dan ketakwaan seseorang sehingga berani melanggar larangan agama.

Jadi, dia menambahkan, seorang hamba yang memiliki dua sifat tercela tadi, berarti ia tidak mampu melaksanakan amal perbuatan ketaatan serta tidak bisa melakukan hal-hal yang bisa membentengi dirinya dari godaan perbuatan jahat maupun maksiat.

Imam Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Barri jilid XI menggarisbawahi, apabila penyakit hati itu telah menjangkiti manusia, maka ia akan mulai mendekati larangan Allah. Dia pun menjadi enggan untuk bertobat. Untuk itu, Nabi SAW memberikan tuntunan doa bagi umatnya agar terhindar dari dua jenis sifat tercela tadi. Rasulullah SAW berdoa, "Ya Allah, hamba meminta perlindungan kepadaMu dari kecemasan dan kesedihan."

Cemas dan sedih, keduanya juga bersumber dari malas dan lemah. Karena, apa yang telah terjadi, tidak mungkin diubah atau dihapus hanya dengan kesedihan, namun yang perlu dilakukan adalah menerimanya dengan kerelaan, sabar dan iman.

Demikian pula sesuatu yang mungkin terjadi di waktu mendatang, juga tidak mungkin dapat diubah atau dihapus hanya dengan kecemasan atau kekhawatiran. Maka itu, seseorang harus selalu siap membekali diri dengan sikap-sikap yang baik untuk menghadapi segala kemungkinan.

Oleh karenanya, Islam sangat menjunjung tinggi optimisme, kerja keras, dan berusaha sekuat tenaga. Jiwa seorang Muslim sejati adalah yang meyakini bahwa rezeki Allah SWT sangatlah berlimpah, dan disediakan bagi siapapun yang mampu menggapainya dengan semangat dan etos kuat.

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (QS al Jumu'ah [62] : 10) Ada perbedaan antara harapan dan angan-angan. Harapan selalu dibarengi dengan usaha, sementara anganangan atau kemalasan hanyalah angan-angan kosong. Semoga kita dijauhkan dari sifat malas. Read More..

Minggu, 18 April 2010

Muslimah Kini dan Nanti

“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakan perhiasannya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya .... ” (QS An-Nur : 31)


Sudah sering mendengar ayat ini? atau mungkin telah mengahafalnya? Ya ... ayat ini menjadi bukti betapa Islam melindungi seorang wanita. Kemuliaan seorang wanita dalam Islam terletak pada usahanya untuk menjaga kehormatan dirinya. Islam telah mengatur bagaimana seorang wanita bisa menjadi mulia dengan akhlaq, menutup aurat dan melaksanakan perintah Allah. Perintah menutup aurat bukan mengekang kebebasan seorang wanita, justru memperlihatkan bahwa Islam mengerti dengan apa yang dibutuhkan oleh wanita.

Bila diibaratkan, terdapat dua buah kue yang sama jenisnya, dijual di tempat yang terpisah, yang satu ditaruh di etalase kaca bertulisan jangan disentuh dan yang satu lagi dibiarkan “berdesakan” dengan jajanan lain tanpa penutup apa-apa dan yang pasti telah sering dipegang oleh tangan-tangan yang belum tentu steril.

Nah, kita diminta memilih, mana yang akan kita beli ? secara logika tentu saja kita pilih yang tidak pernah dipegang karena pasti terjaga kualitasnya. Seperti itu pula wanita, begitu sayangnya Allah sehingga Ia ingin menjadian kita sesuatu yang “mewah” dan suci karena terlindungi ....


sebuah kisah akan mengingatkan kita pada wanita mulia ....


Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata padaku, “Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?” Aku menjawab, “Ya.”


Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah menyembuhkannya.' Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah menyembuhkanmu.' Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu ia melanjutkan perkataannya, ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, aura tku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’ "


Apa amal yang mengantarkannya menjadi seorang wanita penghuni surga? Apakah karena ia adalah wanita yang cantik jelita dan berparas elok? Ataukah karena ia wanita yang berkulit putih bak batu pualam? Tidak. Bahkan Ibnu Abbas menyebutnya sebagai wanita yang berkulit hitam. Wanita hitam itu, yang mungkin tidak ada harganya dalam pandangan masyarakat. Akan tetapi ia memiliki kedudukan mulia menurut pandangan Allah dan Rasul-nya.


Inilah bukti bahwa kecantikan fisik bukanlah tolak ukur kemuliaan seorang wanita. Kecuali kecantikan fisik yang digunakan dalam koridor yang syar’i. Yaitu yang hanya diperliha tkan kepada suaminya dan orang-orang yang halal baginya. Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya, dan amalan-amalan salihnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia akan menjelma menjadi secantik bidadari surga.


Subhanallah, ternyata untuk menjadi mulia tidak butuh kosmetik mahal, perawatan kulit untuk menjadi putih dan alat-alat kecantikan lainnya, namun yang dibutuhkan hanya kesabaran dalam “memutihkan” hati dan menjaga kesucian diri.


Sekarang, patutlah diri di depan kaca, dan katakanlah bahwa saya akan menjadi seorang wanita mulia mulai sekarang dan nanti. Kenapa nanti? karena tidak ada yang tahu apakah kita masih seperti sekarang besok, beberapa hari lagi bahkan bertahun-tahun berikutnya, karena baiknya iman kita saat ini ... ketulusan yang hadir hari ini belum tentu bertahan hingga nanti jika tidak ada usaha untuk memperbaiki diri.


Kesempatan untuk memompa semangat tidak selalu datang begitu saja, ia butuh diberi sebuah asupan dari saat ini, keinginan untuk terus berubahpun tak datang tiba-tiba karena butuh keteguhan dan kekuatan cinta pada Ilahi. Modal tersebut akan didapat melalui proses pencarian sebuah ilmu yang mampu memantapkan hati kita bahwa muslimah seperti inilah yang diharapkan muncul dari sebuah generasi pembaharu.

Muslimah yang teguh dengan hijabnya, yang terus menambah wawasan keislamannya dan muslimah yang mampu mempengaruhi orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jilbab yang hadir di tengah masyarakat yang gersang akan ilmu agama bisa menarik orang lain untuk mendalami Islam, apalagi bila ditambah dengan kecerdasan dan talenta yang dimilki oleh muslimah tersebut,maka akan dapat menimbulkan tarikan yang lebih kepada mereka.


Berangkat dari pemahaman inilah terdapat kesimpulan bahwa ancaman muslimah dalam kehidupannya dipengaruhi oleh lingkungan yang homogen dan heterogen. Hanya tinggal muslimah itulah yang berusaha untuk menjaga dirinya sekarang dan hingga nanti ... Wallahu’alam bishowwab


Penulis: Ryan Muthiara Wasti, Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Indonesiaryan_muthiara@yahoo.com

Komentar Anda? ( Komentar Masuk : 25 ) Read More..

Pengendalian Hawa Nafsu

Cinta kita kepada Allah SWT dan keyakinan bahwa kehidupan di dunia ini suatu saat akan berakhir dan di akhirat nanti masing-masing kita harus mempertanggungjawabkan setiap detik perjalanan hidup di dunia, memiliki andil yang sangat besar dalam mengendalikan kecenderungan hawa nafsu.

Suatu saat terjadi dialog antara Rasulullah SAW dengan Hudzaifah Ra. Rasulullah Saw bertanya kepada Hudzaifah. Ya Hudzaifah, bagaimana keadaanmu saat ini? Jawab Hudzaifah: “Saat ini saya sudah benar-benar beriman, ya Rasulullah”. Rasul kemudian mengatakan, “Setiap kebenaran itu ada hakikatnya, maka apa hakikat keimananmu, wahai Hudzaifah?” Jawab Hudzaifah: Ada "dua", ya Rasulullah. Pertama, saya sudah hilangkan unsur dunia dari kehidupan saya, sehingga bagi saya debu dan mas itu sama saja. Dalam pengertian, saya akan cari kenikmatan dunia, lantas andaikata saya dapatkan maka saya akan menikmatinya dan bersyukur kepada Allah SWT. Tapi, kalau suatu saat kenikmatan dunia itu hilang dari tangan saya, maka saya tinggal bersabar sebab dunia bukanlah tujuan. Bila ia datang maka Alhamdulillah, dan bila ia pergi maka, Innalillaahi wa inna ilaihi raji'un. Yang kedua, Hudzaifah mengatakan, “setiap saya ingin melakukan sesuatu, saya bayangkan seakan-akan surga dan neraka itu ada di depan saya. Lantas saya bayangkan bagaimana ahli surga itu me-nikmati kenikmatan surga, dan sebaliknya bagaimana pula ahli neraka itu merasakan azab neraka jahanam. Sehingga terdoronglah saya untuk melakukan yang diperintahkan dan meninggalkan yang dilarang-Nya”.

Mendengar jawaban Hudzaifah ini, Rasul langsung saja memeluk Hudzaifah dan menepuk punggungnya sambil berkata, "pegang erat-erat prinsip keimananmu itu, ya Hudzaifah, kamu pasti akan selamat dunia akhirat". Bila kita cermati dialog tersebut, paling tidak, ada "dua" hikmah yang bisa kita petik. Pertama, iman kepada Allah, dengan mencintai Allah itu di atas cinta kepada selain Allah. Dan yang kedua, selalu membayangkan akibat dari setiap perbuatan yang dilakukan di dunia bagi kehidupan yang abadi di akhirat nanti.

Di dalam beberapa ayat, Allah SWT menjelaskan tentang sifat-sifat orang-orang yang muttaqin, mereka di antaranya adalah yang meyakini akan adanya kehidupan akhirat. Orang yang beriman akan adanya kehidupan akhirat, akan membuat dia mampu mengendalikan kecenderungan hawa nafsunya. Sebaliknya, orang-orang yang tidak meyakini akan adanya kehidupan akhirat, "Mereka tidak pernah takut dengan hisab Kami, dan mereka telah mendustai ayat-ayat Allah dengan dusta yang nyata." (An Naba', 78 : 27-28)

Di dalam Alquran, Allah SWT mengisahkan dialog sesama Muslim di akhirat yakni antara Muslim yang ahli surga dengan Muslim berdosa yang masuk dalam neraka jahanam. Muslim yang langsung masuk surga bertanya kepada Muslim berdosa yang masuk ke dalam neraka. “Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam neraka ? Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan hingga datang kepada kami kematian.” (Al Muddatstsir, 74 : 42-46)

Menurut Alquran, kebanyakan orang-orang yang kufur adalah mereka yang akhir hidupnya penuh dengan kemaksiatan. Ini terjadi karena mereka tidak mengimani bahwa kehidupan mereka akan berakhir di alam akhirat dan mereka harus mempertanggungjawabkan seluruh aspek kehidupan mereka selama di dunia. Demikian pula, Allah SWT mengisahkan kesombongan Fir'aun dan orang-orang yang menyembahnya, "Sombonglah Fir'aun itu dengan seluruh pengikutnya di muka bumi tentu dengan alasan yang tidak benar. Dan mereka mengira, bahwa mereka tidak akan pernah kembali kepada Kami." (Al Qashash, 28 : 39)

Kesombongan Fir'aun berakhir saat sakaratul maut. Saat dia menyadari bahwa dia harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Ketika rombongan malaikat yang bengis-bengis itu mendatanginya saat dia sedang berada di tengah laut, yang dikisahkan para malaikat itu langsung memukul wajah dan punggung mereka. Allah SWT berfirman: “..Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat pada waktu orang-orang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (Al An'aam, 6 : 93)

Pada saat sakaratul maut itu, Fir'aun menyatakan: “Sekarang saya benar-benar beriman dengan Tuhannya Nabi Musa dan Harun”. Namun saat sakaratul maut pintu taubat sudah ditutup. Karena sudah tidak ada lagi ujian keimanan, sebab yang ghaib termasuk alam dan makhluk ghaib sudah terlihat nyata. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.” (Qaaf, 50 : 22)

Orang yang beriman kepada Allah dan beriman kepada hari pembalasan/akhirat, yang diharapkan dapat mengendalikan kecenderungan hawa nafsunya untuk hanya mencintai yang dicintai Allah dan membenci yang dibenci Allah, yang hanya mencintai sesuatu di dunia jika yang dicintainya itu dicintai Allah SWT.

Dalam sebuah hadis dikisahkan, suatu ketika pada siang hari, Sayidana Umar ra. berkunjung ke rumah Rasulullah SAW di mana saat itu Rasul sedang tidut beristirahat, dengan dada telanjang. Ketika beliau bangun tampaklah pada punggungnya garis-garis merah karena kasarnya alas tidur beliau yang dibuat dari pelepah kurma. Melihat pemandangan ini, Sayidina Umar menangis. Beliau yang terkenal keras saat itu luluh hatinya ketika melihat Rasulullah dalam kondisi seperti itu. Rasul bertanya: “Apa yang membuat kamu menangis wahai Sayidina Umar ? “Umar berkata:” saya malu ya Rasulullah, engkau adalah pemimpin kami, engkau adalah Rasul Allah, manusia pilihan, manusia yang dimuliakan-Nya. Engkau adalah pemimpin ummat, namun engkau tidur di atas alas yang kasar seperti ini, sementara kami yang engkau pimpin tidur di atas alas yang empuk. Saya malu ya Rasusulullah, selayaknya engkau mengambil alas tidur yang lebih dari ini”. Rasul menjawab: “Apa urusan saya dengan dunia ini? Tidak ada! Urusan diri saya dengan dunia ini kecuali seperti orang yang sedang mengembara dalam musim panas menempuh sebuah perjalanan yang cukup panjang, lalu sekejap mencoba bernaung di bawah sebuah pohon yang rindang untuk sekejap melepas lelah. Setelah itu dia pun kemudian pergi meninggalkan tempat peristirahatannya”. Kata Rasul: haruskah saya korbankan kehidupan yang abadi hanya untuk bernaung sejenak menikmati itu? (HR. Ahmad, Ibnu Habban, Baihaqi)

Selain kisah di atas, ada kisah lain yang layak kita renungkan di mana suatu ketika Khalifah Umar kedatangan putranya, Abdullah, yang meminta dibelikan baju baru. Secara spontan saja Sayidina Umar langsung marah sambil mengatakan: “Apakah karena kamu seorang anak Amirul Mu’minin lantas kamu ingin bajumu selalu lebih baik dari anak-anak yang lain ? Jawab Abdullah: Tidak! Saya khawatir malah kondisi saya ini akan menjadi fitnah, menjadi bahan cemoohan orang lain di mana anak Amirul mu’minin pakaiannya tidak pernah ganti-ganti, sebab dia hanya memiliki dua baju, di mana bila yang satu dipakai maka yang satu dicuci dan seterusnya. Sayidina Umar berkata: “Baiklah Nak, saya ingin belikan kamu baju baru hanya saja ayah saat ini tidak punya uang. Untuk itu kamu saya utus menemui “Khoolin Baitul Maal’ (bendahara negara), sampaikan kepada beliau salam dari ayah dan katakan pula bahwa ayah bermaksud mengambil gajinya bulan depan untuk membelikan kamu baju baru. Abdullah langsung menemui bendaharawan negara dengan mengatakan: “Ada salam dari ayah. Dan, ayah minta supaya gaji bulan depan bisa diserahkan saat ini untuk membelikan saya baju baru”. Bendaharawan tersebut mengatakan: “Nak, sampaikan kembali salamku kepada ayahmu, dan katakan bahwa aku tidak bersedia mengeluarkan uang itu”. Tanyakan kepada ayahmu, apakah ayahmu yakin sampai bulan depan beliau masih menjabat Amirul Mu’minin, sehingga berani mengambil uang gajinya bulan depan sekarang ? Andaikata dia yakin sampai bulan depan dia masih Amirul Mu’inin, yakinkah sampai besok dia masih hidup, bagaimana kalau besok ia meninggal dunia padahal gajinya bulan depan sudah dikeluarkan. Mendengar jawaban bendahara negara yang demikian itu, pulanglah Abudullah segera menemui ayahnya sambil menyampaikan pesan dari bendaharawan tersebut.

Mendengar penuturan anaknya, Umar langsung menggandeng tangan anaknya sambil mengatakan, antarkan saya menemui bendaharawan tadi. Begitu sampai di hadapan bendaharawan tersebut, Sayidina Umar langsung memeluknya, sambil mengatakan, terima kasih, saudara telah mengingatkan saya terhadap satu keputusan yang nyaris saja salah. Demikianlah kisah Sayidina Umar dan masih banyak lagi kisah lain dari perjalanan hidup para sahabat yang patut kita teladani untuk menghadapi dinamika kehidupan yang terus berkembang mengikuti perputaran zaman.

Allah SWT telah mengingatkan tentang bahayanya manusia-manusia yang menjadikan dunia ini sebagai tujuan hidupnya, “Maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya.” (An Naazi’aat, 79 : 39) “Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi. Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nyadan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk” (An Najm, 53 : 29-30)

Akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat yang sedemikian mulianya bisa terwujud tiada lain karena adanya benteng keimanan yang sangat kuat dan kokoh. Semoga kita bisa meneladani apa yang menjadi perilaku Rasul dan para sahabatnya. Amin!

Wallahu a’lam bish-shawab
Red: Republika Newsroom Read More..

Sabtu, 10 April 2010

Tips Sukses Ujian / Tes TOEFL

Test Of English Foreign Language (TOEFL) dewasa ini banyak dipergunakan sebagai bagian dari tahap seleksi oleh suatu instansi, baik untuk tes masuk S2 (skor min : 450), tes mendapatkan beasiswa (skor min : 500) maupun tes penerimaan ODP Bank Mandiri (skor min : 450). Pembahasan mengenai materi TOEFL telah sering disampaikan. Untuk itu berikut ini akan diulas tips lengkap dari sisi lain, agar Anda dapat sukses dalam mengambil ujian TOEFL :

1. Siapkan Kemampuan Otodidak. Sebelum mengambil TOEFL Preparation Program ataupun TOEFL Test Program, akan lebih tepat apabila anda mengoptimalkan skill anda secara otodidak terlebih dahulu. Karena apabila skill anda masih sangat kurang, TOEFL Preparation akan menjadi sia-sia. Buku Barron’s lebih dari cukup untuk membantu anda dalam tahap belajar otodidak ini, karena telah dilengkapi penjelasan-penjelasan praktis tentang grammar, reading, kaset untuk kebutuhan listening serta soal-soal latihan lengkap dengan pembahasannya

2. Berlatih Listening. Berlatih listening tidak harus menggunakan kaset percakapan dalam tes TOEFL, namun bisa dibuat lebih menyenangkan sehingga anda tidak bosan dalam berlatih. Sediakan waktu setidaknya 2 jam sehari untuk mendengarkan percakapan bahasa inggris melalui media-media umum seperti siaran BBC, Menonton acara National Geographics atau bahkan menonton film berbahasa inggris (tanpa text yach...)

3. Berlatih Reading. Untuk memudahkan dalam berlatih reading ala TOEFL adalah berlatihlah membaca cepat dan memahami makna secara kalimat atau secara paragraf. Jangan terpaku pada kata per kata. Hal ini akan melatih anda dalam hal "paraphrase" (menyimpulkan makna secara singkat) dan pronoun (Penggunaan he, she, it, dst sebagai pengganti orang I/II/III) dari sebuah paragraf.

4. Mencari Lawan Bicara. Hal ini akan melatih anda dalam mendengarkan untuk kemudian berbicara. Disini anda dilatih untuk menyusun kata-kata secara terstuktur berdasarkan dasar-dasar pemahaman anda pada poin 1.


5. Berlatih Soal. Berlatih soal berguna bagi Anda untuk memahami model-model soal tes TOEFL. Sehingga semakin sering anda berlatih, maka semakin familiar anda dengan soal-soal TOEFL. Untuk berlatih dengan soal TOEFL, anda bisa medownload di sini

6. Tenang. Setelah anda melakukan cara-cara persiapan di atas, tiba waktunya anda berhadapan dengan ujian TOEFL. Yang perlu Anda perhatikan adalah : tenang. Jangan terburu-buru menjawab, kerjakan soal dengan tenang.

7. Konsentrasi. Konsentrasi merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan anda dalam TOEFL khususnya untuk sesi listening, karena materi soal dan pertanyaan tidak akn pernah diulang. Sehingga sekali terlewatkan 3-4 kata maka anda berarti telah melawatkan 1 buah soal.

8. Jangan Terpaku Pada 1 Soal. Mengingat waktu yang diberikan sangat terbatas, biasakan jangan terlalu lama untuk menjawab satu soal. Apabila satu soal sepertinya sulit, tinggalkan soal tersebut dengan cepat dan lanjutkan dengan soal berikutnya. Gunakan waktu sisa untuk mengulang soal yang ada, hal ini hanya berlaku untuk sesi grammer dan reading

Tetap semangat dan terus tingkatkan kemampuan Anda dalam berbahasa Inggris.
Semoga tips dari saya bisa membantu Anda semua.
Salam sukses..!
See you on TOP!! Read More..

Kamis, 08 April 2010

Demi Jilbab, Merantau ke Serajevo

Cahide Nur Cunuk memutuskan merantau. Ia harus meninggalkan Turki, tanah kelahirannya, ke Sarajevo, Bosnia, untuk meneruskan studi ke jenjang lebih tinggi. Satu alasan kuat yang mendorongnya meninggalkan Turki adalah soal jilbab. "Saya datang ke Sarajevo karena masalah jilbab," kata Cunuk seperti dikutip Reuters, Senin (5/4) lalu. Ia mengatakan, setelah lulus dari sekolah agama, seperti madrasah aliyah di Indonesia, ia tak bisa mendaftarkan diri untuk kuliah di universitas di Turki.

Sebab, perempuan berjilbab seperti dirinya tak boleh mengenakan jilbab di kampus, baik negeri maupun swasta. Namun, kini, Cunuk telah nyaman menuntut ilmu di International University of Sarajevo di jurusan arsitektur dan tetap diizinkan berjilbab di lingkungan kampus.

Hingga kini, ada sekitar seribu mahasiswa asal Turki yang merantau ke Bosnia untuk belajar. Sebagian besar dari mereka adalah mahasiswi yang mengenakan jilbab. Selama ini, mereka tetap berjilbab di sekolah karena belajar di sekolah agama yang 40 persen berisi pengajaran Islam.

Vildan Mengi, mahasiswi Turki lainnya, mengatakan, ia bahagia berada di Bosnia. Apalagi, katanya, warga Bosnia adalah Muslim. "Mereka sama dengan kami," katanya. Ia pun memiliki alasan yang sama dengan Cunuk hingga ia meninggalkan Turki.

Menurut Mengi, ia memiliki tiga adik perempuan yang kemungkinan juga akan merantau ke Bosnia untuk kuliah. Langkah itu, ungkapnya, akan ditempuh jika persoalan jilbab di Turki tak juga terselesaikan dengan baik. Apa pun itu, ia merasa senang belajar di Sarajevo. "Ibu saya datang mengunjungi saya. Ia melihat saya dalam kondisi yang baik," ungkap Mengi. Seorang mahasiswi Turki lainnya mengatakan, jika situasi di Turki berubah, ia tak perlu datang ke Sarajevo untuk belajar.

Ia menambahkan, dalam soal jilbab, warga Bosnia lebih toleran dibandingkan warga Turki. Apalagi, katanya, Bosnia tak memberlakukan larangan berjilbab di kampus. Selain soal jilbab, makanan dan kehidupan Bosnia menjadi daya tarik bagi mahasiswa Turki. Enes Cici, mahasiswa IUS, mengatakan, banyak masjid di Sarajevo dan makanannya pun enak. Keadaan ini, katanya, hampir sama dengan apa yang ada di Turki.

Hal yang sama diucapkan Mehmad Guner. "Lebih nyaman di sini daripada AS, Kanada, atau negara Eropa lainnya." IUS merupakan universitas terbesar dari tiga universitas besar yang ada di Sarajevo. Universitas ini didirikan oleh pengusaha dan figur penting Turki dan mitra dari Bosnia.

Universitas lainnya adalah International Burch University (IBU). Pendiri IBU adalah Foundation of Journalists and Writers yang berbasis di Istanbul, Turki. Sosok penting yang terlibat dalam pendirian ini adalah ulama Turki, Fethullah Gulen, yang berkeinginan ada jaringan pendidikan di seantero Turki, Asia, dan Balkan.

Sedangkan, universitas ketiga adalah Sarajevo School of Science and Technology. Jaraknya hanya beberapa ratus meter dari IBU. "Ini situasi unik karena dua universitas yang didanai Turki berada di area yang sama," kata Sekjen IBU, Orhan Hadzagic.

Pada Senin, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan yang secara resmi membuka kampus baru IUS berharap, dengan adanya universitas ini dan sekitar seribu mahasiswa Turki di Sarajevo akan terus terwujud jalinan yang erat antara Bosnia dan Turki.
Red: irf
Rep: ferry kisihandi Read More..